Sunday 8 February 2009

ETIKA PROTESTAN DAN SEMANGAT KAPITALISME

Oleh: Max Weber

BAGIAN I. PENGANTAR MASALAH

BAB I
AFILIASI AGAMA DAN STRATIFIKASI SOSIAL

Tinjauan data statistik dunia kerja secara sepintas pada sembarang negara yang terdiri dari penduduk dengan beragam agama akan membawa pada pengetahuan yang nyata tentang suatu situasi, yang juga beberapa kali memunculkan diskusi pada literatur dan pers Katolik, dan juga pada kongres Katolik di Jerman, tentang fakta bahwa pemimpin suatu badan usaha atau pemilik perusahaan, serta pekerja terdidik golongan atas, dan bahkan pekerja yang sangat terlatih secara teknis maupun secara komersial dari perusahaan modern, adalah orang-orang Protestan.
Hal ini tidak hanya berlaku pada kasus di mana perbedaan agama terjadi seiring dengan perbedaan kewarganegaraan, yang tentu saja dengan perkembangan kebudayaan yang berbeda, seperti yang terjadi antara warga Jerman dan warga Polandia di Jerman Timur. Hal yang serupa juga terjadi pada berbagai bentuk afiliasi keagamaan, pada hampir setiap kondisi di mana kapitalisme, pada saat ekspansi besarnya, telah memiliki tangan yang bebas untuk mengganti distribusi sosial dari populasi sesuai kebutuhan, dan untuk menentukan struktur pekerjaannya.
Semakin bebas tangan itu, semakin jelas efek tersebut tampak. Adalah benar bahwa partisipasi yang relatif lebih besar dari orang protestan pada kepemilikan perusahaan, dalam jajaran direksi, serta pekerja level atas dalam perusahaan-perusahaan komersial dan industrial modern yang besar, sebagian mungkin dapat dijelaskan dengan lingkungan historis yang jauh ke belakang, dan karena itu afiliasi keagamaan bukan penyebab dari kondisi ekonomi, melainkan pada tingkatan tertentu muncul sebagai hasil darinya.
Partisipasi pada fungsi ekonomi tersebut biasanya melibatkan kepemilikan modal pada awalnya, dan umumnya pendidikan yang mahal. Atau seringkali keduanya. Saat ini hal tersebut banyak tergantung pada kepemilikan kekayaan warisan, atau paling tidak pada kecukupan material pada tingkat tertentu.
Sejumlah tertentu dari bagian-bagian dari kerajaan lama yang banyak berkembang secara ekonomi dan kebanyakan diuntungkan oleh sumber daya alam dan situasi, khususnya mayoritas kota-kota yang kaya, dapat dilihat pada protestanisme di abad ke 16. Hasil dari situasi tersebut menguntungkan orang – orang protestan bahkan sampai kini pada perjuangan mereka untuk meraih eksistensi ekonomi. Yang kemudian muncul adalah pertanyaan historis: Mengapa wilayah – wilayah dari perkembangan ekonomi tertinggi pada saat yang sama secara khusus baik bagi revolusi gereja? Jawaban untuk pertanyaan ini sederhana.
Proses emansipasi dari tradisionalisme ekonomi tanpa diragukan lagi tampak sebagai faktor yang dengan hebat menguatkan kecenderungan untuk meragukan kesucian tradisi agama, layaknya terjadi pada semua otoritas tradisional. Tapi perlu dicatat, hal yang seringkali dilupakan, bahwa istilah Reformasi memiliki arti bukan menghilangkan kendali gereja terhadap kehidupan keseharian, melainkan lebih kepada menggantikannya dengan bentuk kendali yang baru. Hal ini merupakan penyangkalan terhadap pengendalian yang lemah, yang pada masa itu jarang dapat diterima secara praktis, dan hardly more than formal, yang mendukung peraturan dari seluruh tindakan terkait, menerobos semua departemen publik dan privat, sangat memberatkan dan dijalankan secara earnestly. Aturan dari Gereja Katolik, ”hukum mereka yang sesat, tapi ampuni pendosa”, seperti yang terjadi di masa lalu, saat ini dimaklumi oleh orang – orang dengan karakter ekonomi modern yang cermat, dan yang merupakan keturunan dari si kaya dan orang-orang yang secara ekonomi paling kuat di dunia pada awal abad ke 15. Aturan dari Calvinisme, di sisi lain, seperti yang pernah dijalankan pada abad ke 16 di Jenewa dan di Skotlandia, pada abad 16 & 17 di sebagian besar wilayah Belanda, di abad 17 di New England, dan juga di Inggris, bagi kita akan merupakan bentuk kendali rohaniah yang paling tidak dapat dipikul oleh seorang individu. Hal inilah yang pada saat itu dirasakan oleh sejumlah besar aristokrat komersial terdahulu di Jenewa serta di Belanda & Inggris. Dan hal yang dikeluhkan oleh reformer di bidang-bidang pengembangan ekonomi tingkat tinggi tersebut bukannya karena terlalu banyaknya pengawasan Gereja terharap kehidupan, namun karena terlalu sedikit. Nah, sekarang, bagaimana hal ini bisa terjadi? Negara-negara yang sangat maju secara ekonomi tersebut, dan warga kelas menengah di dalamnya bukan hanya gagal untuk menahan tirani puritan yang tiada taranya, namun bahkan mengembangkan heroisme dalam usaha pertahanannya.

Lebih jauh lagi, hal yang penting untuk dibahas adalah, seperti yang sudah diungkapkan, bahwa lebih besarnya partisipasi penganut protestan dalam posisi pemilik dan direksi pada kehidupan ekonomi modern mungkin dapat dipahami, paling tidak sampai tingkatan tertentu, merupakan hasil dari kekayaan material yang lebih besar yang diwarisinya. Tetapi ada fenomena tertentu lainnya yang tidak dapat dijelaskan dengan cara yang sama. Kita dapat melihat dari beberapa contoh: perbedaan besar yang ditemukan di Baden, di Bavaria, di Hungaria, pada tipe dari pendidikan tinggi yang diberikan oleh orang tua Katolik kepada anak-anaknya, dan perbedaannya dengan yang orang tua Protestan berikan. Bahwa persentase orang katolik diantara para pelajar dan lulusan dari institusi pendidikan yang lebih tinggi secara umum tertinggal di belakang proporsi mereka terhadap populasi keseluruhan, mungkin saja dapat diterangkan dalam kerangka perbedaan kekayaan warisan.

to be continued...


Saturday 16 August 2008

Kopi Baik Untuk Kesehatan

SELAIN sangat nikmat, minum secangkir kopi-apalagi tiap pagi-terbukti mampu melindungi otak dari kerusakan. Kenapa?

Penelitian untuk mencari manfaat atas apa yang kita konsumsi tiap hari terus saja dilakukan para ilmuwan. Teh dan kopi merupakan salah satu bahan yang paling sering diteliti. Maklum saja, hampir semua orang di belahan planet bumi sangat menyukainya.

Penelitian yang dilakukan tim ilmuwan dari Universitas North Dakota, Amerika Serikat (AS), baru-baru ini menunjukkan kafein (kandungan utama dalam kopi) dalam jumlah yang tepat dapat melindungi otak dari kerusakan akibat kolesterol.

Dalam penelitian sebelumnya didapatkan bahwa kolesterol menjadi salah penyebab utama kerusakan otak. Memang masih belum didapatkan secara pasti apa penyebab alzheimer, tapi para ilmuwan meyakini tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan pemicu munculnya penyakit itu.

Tim ilmuwan yang dipimpin Dr Jonathan Geiger menunjukkan bahwa kafein mampu menghadang efek buruk kolesterol. Kafein terbukti memperkuat penghalang bahan-bahan berbahaya yang dibawa darah ke otak atau yang dikenal dengan istilah blood brain barrier.

Blood brain barrier adalah semacam filter yang mampu melindungi sistem syaraf pusat (otak) dari bahan-bahan kimia yang punya potensi berbahaya yang terbawa oleh darah.

"Kafein mampu menghadang efek-efek negatif kolesterol yang membuat blood brain barrier melemah," ujarnya.

Selain mampu memperkuat blood brain barrier, Jonathan menjelaskan, kafein dalam jumlah tepat juga terbukti aman dan siap diolah menjadi obat yang mampu menstabilkan blood brain barrier. Jika telah mampu dibuat, obat ini diyakini akan memegang peranan penting dalam terapi bagi penderita gangguan syaraf.

Penelitian yang dilakukan Jonathan bukan pada manusia, melainkan pada kelinci. Kelinci-kelinci itu menjalani program diet tinggi kolesterol selama 12 minggu. Kemudian, kelinci itu dibagi dalam dua kelompok. Salah satu kelompok kelinci diberi suplemen kafein yang jumlahnya setara secangkir kopi setiap hari. Hasilnya, kelinci yang diberi kafein punya blood brain barrier yang lebih bagus dan kuat daripada yang tidak diberi kafein.

Penelitian yang terhadap kelinci membuat juru bicara Masyarakat Alzheimer menyarankan agar penelitian serupa dilakukan pada manusia. Hal itu perlu dilakukan agar diketahui hasil dengan detail yang akurat tentang dampak kafein pada manusia dan otak.

"Selain berdampak pada peredaran darah, kenaikan level kandungan kolesterol bisa menyebabkan persoalan dengan blood brain barrier. Padahal, blood brain barrier inilah yang melindungi otak dari racun dan infeksi. Selama ini, belum ada penelitian bagaimana blood brain barrier melindungi otak dari alzheimer atau stroke," tuturnya.

Meski demikian, Masyarakat Alzheimer menilai penelitian yang dilakukan Universitas North Dakota merupakan bukti terbaik bahwa jumlah kafein setara secangkir kopi mampu melindungi otak dari akibat buruk kolesterol. Penelitian ini, lanjut juru bicara Masyarakat Alzheimer, membawa secercah cahaya terang perihal manfaat minum secangkir kopi sehari.
(sindo//tty)

Link : http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/04/06/27/97960/kopi-lindungi-otak-dari-kerusakan

Kopi luwak

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Kopi Luwak adalah jenis kopi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan binatang bernama luwak. Kemasyhuran kopi ini telah terkenal sampai luar negeri. Bahkan di Amerika Serikat, terdapat kafe atau kedai yang menjual kopi luwak (Civet Coffee) dengan harga yang cukup mahal. Kopi yang dikais dari kotoran luwak ini bisa mencapai harga AS$100 per 450 gram. Hanya saja kebenaran kopi yang dijual adalah benar-benar kopi luwak masih dipertentangkan.

Kemasyhuran kopi ini diyakini karena mitos pada masa lalu, ketika perkebunan kopi dibuka besar-besaran pada masa pemerintahan Hindia Belanda sampai dekade 1950-an, di mana saat itu masih banyak terdapat binatang luwak sejenis musang.


Binatang luwak senang sekali mencari buah buahan yang cukup baik termasuk buah kopi sebagai makanannya. Biji kopi dari buah kopi yang terbaik yang sangat digemari luwak, setelah dimakan dibuang beserta kotorannya, yang sebelumnya difermentasikan dalam perut luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan difermentasikan secara alami. Dan menurut keyakinan, rasa kopi luwak ini memang benar benar berbeda dan spesial dikalangan para penggemar dan penikmat kopi.

Namun binatang Luwak saat ini sekarang sukar untuk ditemukan. Dagingnya yang dipercaya dapat mengobati penyakit Asma membuat hewan ini terus diburu. Disayangkan kenikmatan kopi yang berasal dari memungut biji-biji kopi dari kotoran Luwak hanya tinggal mitos.

"Kopi Luwak" sekarang telah menjadi merek dagang dari sebuah perusahaan kopi. Umumnya, kopi dengan merek ini dapat ditemui di pertokoan atau kafe atau kedai seperti di Mall Atrium di daerah Senen , atau Mall Ciputra, Grogol, Jakarta yang terdapat Cafe "Kopi Luwak". Namun belum tentu racikan kopi yang dijual disana benar-benar berasal dari Luwak atau tepatnya "kotoran" Luwak.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_luwak